Laporan Keuangan

Posted by Unknown Tuesday, November 13, 2012 0 comments
Pengertian Laporan Keuangan
Laporan Keuangan merupakan ringkasan suatu proses pencatatan transaksi transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan Keuangan harus disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim agar para pembaca laporan keuangan memperoleh gambaran yang jelas.

Laporan Keuangan yang disusun manajemen biasanya terdiri dari :
1.      Neraca, yaitu laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan
pada tanggal tertentu.
2.      Laporan rugi laba, yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biayabiaya
selama periode akuntansi.
3.      Laporan perubahan modal, yaitu laporan yang menunjukkan sebab-sebab
perubahan modal dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah modal pada
akhir periode.
4.      Laporan perubahan posisi keuangan, menunjukkan arus dana dan
perubahan-perubahan dalam posisi keuangan selama tahun buku yang
bersangkutan.

Penggolongan Aktiva, Utang dan Modal
Susunan aktiva dan pasiva di dalam neraca adalah sebagai berikut:
Harta-harta/Aktiva (assets)
Aktiva Lancar (current assets)
Investasi Jangka Panjang (investment)
Aktiva Tetap Berwujud (fixed assets)
Aktiva Tetap Tidak Berwujud (intangible assets)
Aktiva/Harta Lainnya (other assets)
Hutang-hutang dan Modal Sendiri
Hutang-hutang (liabilities)
Hutang-hutang Lancar (current liabilities)
Pendapatan yang Diterima Dimuka (unearned income)
Hutang-hutang Jangka Panjang (long term debt)
Hutang-hutang lain (other liabilities)
Modal Sendiri (capital)
Modal Saham yang Disetor (capital stock)
Agio/Disagio Saham (agio/disagio capital stock)
Cadangan-cadangan (reserve)
Laba Tidak Dibagi (retained earning)

Aktiva
Aktiva adalah manfaat ekonomis di masa yang akan datang yang diharapkan akan
diterima oleh suatu badan usaha sebagai hasil dari transaksi-transaksi di masa lalu.
Aktiva mempunyai 3 sifat pokok :
1)      Mempunyai kemungkinan manfaat di masa yang akan datang yang berbentuk
kemampuan (baik sendiri atau kombinasi dengan aktiva yang lainnya) untuk
menyumbang pada aliran kas masuk di masa datang baik langsung maupun secara
tidak langsung.
2)      Suatu badan usaha tertentu dapat memperoleh manfaatnya dan mengawasi
manfaat tersebut.
3)      Transaksi-transaksi yang menyebabkan timbulnya hak perusahaan untuk
memperoleh dan mengawasi manfaat tersebut sudah terjadi.

Aktiva Lancar
Yang dimaksud dengan aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva-aktiva lain atau
sumber-sumber yang diharapkan akan direalisasi menjadi uang kas atau dijual atau
dikonsumsi selama siklus usaha perusahaan yang normal atau dalam waktu satu
tahun.
Elemen-elemen yang termasuk dalam golongan aktiva lancar ialah:
1)      Kas yang tersedia untuk usaha sekarang dan elemen-elemen yang dapat
disamakan dengan kas, misalnya check, money order, pos wesel dan lain-lain.
2)      Persediaan barang dagangan, bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi,
bahan-bahan pembantu dan bahan-bahan serta suku cadang yang dipakai dalam
pemeliharaan alat-alat dan mesin-mesin.
3)      Piutang dagang dan piutang wesel
4)      Piutang pegawai, anak perusahaan dan pihak-pihak lain, jika akan diterima dalam
waktu satu tahun.
5)      Piutang angsuran dan piutang wesel angsuran, jika merupakan hal yang umum
dalam perdagangan dan akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun.
6)      Surat-surat berharga yang merupakan investasi jangka pendek.
7)      Biaya-biaya yang dibayar di muka seperti asuransi, bunga sewa, pajak-pajak,
bahan pembantu dan lain-lain.

Investasi Jangka Panjang
Merupakan aktiva tidak lancar yang di dalamnya termasuk beberapa macam investasi
yang bisa berbentuk surat-surat berharga, penyisihan dana, dan investasi jangka
panjang yang lain.
Elemen-elemen yang masuk kelompok investasi jangka panjang adalah:
1)      Investasi jangka panjang dalam surat-surat berharga seperti saham, obligasi dan
wesel jangka panjang.
2)      Investasi dalam anak perusahaan, termasuk uang muka jangka panjang.
3)      Investasi dalam bentuk aktiva tetap berwujud (seperti tanah, mesin-mesin) tetapi
belum digunakan untuk usaha sekarang.
4)      Penyisihan dana untuk tujuan jangka panjang seperti dana pelunasan obligasi,
dana ekspansi, dana pembelian saham sendiri, dana pembayaran pensiun, dana
penggantian gedung, dan lain-lain.
5)      Cash surrender value dari polis asuransi jiwa.

Aktiva Tetap Berwujud
Adalah aktiva-aktiva yang dapat digunakan lebih dari satu periode seperti tanah,
gedung, mesin dan alat-alat, perabot, kendaraan, dan lain-lain.

Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Adalah aktiva yang tidak memiliki wujud fisik, tetapi memiliki “hak” yang
mempunyai nilai bagi perusahaan, seperti goodwill, hak patent, merek dagang hak
cipta, dan lain-lain. Dalam kelompok ini termasuk juga saldo debit dari pengeluaranpengeluaran
yang belum diakui sebagai biaya tetapi pembebanannya ditunda, seperti
biaya pendirian perusahaan (organization costs).

Aktiva/Harta Lain-lain
Yaitu aktiva-aktiva yang tidak dapat dimasukkan dalam kelompok-kelompok lain
seperti misalnya titipan kepada penjual untuk menjamin kontrak, bangunan dalam
pengerjaan, piutang-piutang jangka panjang, uang muka pada pejabat perusahaan dan
lain-lain.

Hutang dan Modal Sendiri
Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang akan timbul di masa yang akan
datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban di saat sekarang dari suatu badan
usaha yang akan dipenuhi dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada
badan usaha lain di masa datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah
lalu.

Modal sendiri adalah hak milik sisa (residual interest) dalam aktiva suatu badan usaha
yang tersisa sesudah dikurangi hutang. Dalam suatu badan usaha, modal sendiri
adalah hak dari pemilik.

Hutang Lancar
Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah hutang-hutang yang pelunasannya
akan memerlukan penggunaan sumber-sumber yang digolongkan dalam aktiva lancar
atau dengan menimbulkan suatu utang baru. Yang termasuk kelompok hutang lancar
adalah:
1)      Hutang dagang, yaitu hutang-hutang yang timbul dari pembelian barang-barang
dagangan atau jasa.
2)      Hutang wesel, yaitu hutang-hutang yang memakai bukti-bukti tertulis bempa
kesanggupan untuk membayar pada tanggal terientu.
3)      Taksiran hutang pajak, yaitu jumlah pajak penghasilan yang diperkirakan untuk
laba periode yang bersangkutan.
4)      Hutang biaya, yaitu biaya-biaya yang sudah menjadi beban tetapi belum dibayar.
Misalnya hutang gaji, hutang bunga dan lain-lain.
5)      Hutang-hutang lain yang akan dibayar dalam waktu 12 bulan. Dalam kelompok
ini hanya dimasukkan hutang-hutang, yang pelunasannya akan menggunakan
sumber-sumber dari aktiva lancar. Hutang-hutang yang tidak dilunasi dari aktiva
lancar tidak termasuk dalam kelompok ini. Misalnya hutang obligasi yang sudah
jatuh tempo dan akan dibayar dari dana pelunasan obligasi, maka hutang obligasi ini tidak termasuk hutang lancar, begitu juga hutang-hutang lancar yang akan dilunasi dari dana-dana khusus yang sudah disediakan.

Pendapatan yang Diterima Di Muka
Adalah penerimaan-penerimaan yang tidak merupakan pendapatan untuk periode
yang bersangkutan. Penerimaan-penerimaan semacam ini akan tetap dilaporkan
sebagai pendapatan yang diterima di muka sampai saat di mana penerimaan tadi dapat
diakui sebagai pendapatan.

Hutang Jangka Panjang
Adalah hutang-hutang yang pelunasannya tidak menggunakan sumber-sumber yang
digolongkan sebagai aktiva lancar, misalnya hutang obligasi, hutang wesel jangka
panjang dan lain-lain hutang yang sifatnya sama. Bagian dari hutang jangka panjang
yang jatuh tempo dan akan dilunasi dalam waktu 12 bulan dan menggunakan sumbersumber
aktiva lancar akan dilaporkan dalam kelompok hutang lancar.

Hutang-hutang Lain
Hutang-hutang yang tidak dapat dilaporkan dalam judul di atas, dilaporkan dengan
judul hutang-hutang lain. Misalnya hutang obligasi yang akan jatuh tempo tetapi akan
dilunasi dari dana pelunasan obligasi, hutang jangka panjang kepada pejabat
perusahaan atau kepada anak perusahaan dan lain-lain.
Hutang-hutang yang mungkin timbul karena aktivitas di masa lalu disebut hutanghutang
yang belum pasti (contingent liability). Hutang-hutang seperti ini ditunjukkan
dalam neraca dengan catatan kaki. Yang termasuk hutang-hutang yang belum pasti
misalnya piutang wesel didiskontokan, sengketa hukum, pajak dan beban-beban lain
yang belum pasti, dan garansi-garansi yang diberikan.

Modal Sendiri
Modal sendiri adalah perbedaan antara aktiva dengan hutang dan merupakan
kewajiban perusahaan kepada pemilik. Dalam perusahaan perseorangan, modal
ditunjukkan dalam satu rekening yang diberi nama modal. Dalam perusahaan yang
berbentuk firma modal ditunjukkan dalam rekening modal masing-masing anggota.
Dalam perusahaan yang berbentuk perseroan modal ditunjukkan dengan rekening
modal yang terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut:
1.      Modal DisetorModal disetor adalah jumlah uang yang disetorkan oleh pemegang saham dan biasanya dibagi dalam 2 kelompok yaitu:
a.       Modal Saham, yaitu jumlah nominal saham yang beredar.
b.      Agio/Disagio Saham, yaitu selisih antara setoran pemegang saham dengan
nilai nominal saham. Agio adalah selisih di atas nominal, sedang disagio
adalah selisih di bawah nominal Di dalam neraca, agio akan ditambahkan pada
modal saham beredar, disagio diuangkan.
2.      Laba Tidak Dibagi
Merupakan kumpulan laba tahun-tahun sebelumnya yang tidak dibagi sebagai
dividen. Laba tidak dibagi merupakan elemen modal yang berasal dari dalam
perusahaan. Apabila laba tidak dibagi saldonya debit, biasanya disebut defisit.
Saldo rekening laba tidak dibagi sewaktu-waktu dapat diminta sebagai dividen
oleh pemegang saham. Apabila diinginkan untuk membatasi agar laba tidak
dibagi tidak diminta sebagai dividen seluruhnya maka bisa dibuat cadangancadangan
dari laba tidak dibagi. Cadangan yang dibentuk antara lain cadangan
untuk ekspansi, cadangan pelunasan obligasi, cadangan penurunan harga
persediaan dan lain-lain. Jumlah laba tidak dibagi yang sudah dicadangkan tidak
dapat diminta sebagai dividen
3.      Modal Penilaian Kembali
Apabila dilakukan penilaian kembali terhadap aktiva-aktiva perusahaan, maka
selisih nilai buku lama dengan nilai buku yang baru dicatat sebagai modal
penilaian kembali.
4.      Modal Sumbangan
Modal yang timbul sebagai akibat apabila perusahaan memperoleh aktiva yang
berasal dari sumbangan.
5.      Modal Lain-lain
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Laporan Keuangan
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://deehesty.blogspot.com/2012/11/laporan-keuangan_13.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 comments:

Post a Comment

Copyright of Panduan Ilmu Akuntansi.